KOMPAS.COM – PANGKALPINANG, KOMPAS.com – Potensi energi listrik dari energi baru dan terbarukan (EBT) terus menjadi perhatian berbagai pihak. Salah satunya dari Kepulauan Bangka Belitung yang mengulik peluang mineral ringan jenis thorium sebagai bahan baku energi listrik. \”Saat ini kami sedang mengarah kepada pengelolaan Logam Tanah Jarang (LTJ), untuk itu thorium harus dimanfaatkan menjadi bahan bakar,\” kata Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman dalam keterangan tertulis, Kamis (30/7/2020).
ThorCon bawa rekomendasi Menko Maritim Luhut Guna memuluskan rencana tersebut, pemprov saat ini menggagas kerja sama dengan ThorCon International Pte. Ltd. Dalam waktu dekat kedua belah pihak bakal menyepakati nota kesepahaman (MoU). Chief ThorCon Indonesia, Bob S. Effendi mengatakan, teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) yang akan dikembangkan sangat aman karena tidak memiliki tekanan, ini berbeda dengan nuklir.
\”Ini kami jamin aman, ini berbeda dengan nuklir yang memiliki tekanan, kalau thorium tidak memiliki tekanan,\” ungkap Bob saat pertemuan di kantor gubernur. Dalam pertemuan ini, Bob S. Effendi juga membawa surat rekomendasi dari Menko Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Panjaitan.
Thorium sebagai pengganti batu bara
Ke depan, thorium akan dimanfaatkan dan digunakan untuk menggantikan penggunaan batu bara.
Thorium merupakan mineral langka yang diyakini bagian dari mineral ikutan saat proses penambangan timah dilakukan.
Mineral ini menjadi incaran dunia karena selain sumber listrik juga berpotensi dijadikan bahan persenjataan.
Menurut Bob S. Effendi, regulasi terbaru yang memberikan indikasi arah maju (green light) untuk pembangunan PLTN yakni Kepmen 39K/20/MEM/2019 (RUPTL 2019-2028 (persiapan pembangunan PLTN) dan Perpres No.18 tahun 2020-RPJMN 2020-2024 (Pembangunan PLTN paska 2024, periode 2020-2024 dimulai dengan beberapa kajian).
Nuklir Thorium aman
Dari aspek keselamatan, banyak para ahli nuklir setuju dan telah menyimpulkan bahwa secara teoritis teknologi ThorCon MSR memiliki tingkat keselamatan yang tinggi.
Dari segi ekonomi, dengan adanya PLTT di Babel juga akan berpotensi menurunkan tarif listrik, dan ini membawa dampak positif bagi industri elektronik berbasis IT.
\”Dengan tarif listrik terjangkau, mendorong pertumbuhan ekonomi dan industri bahkan akan menjadi pusat dunia teknologi nuklir generasi terkini,\” ungkapnya.
ThorCon ingin berinvestasi mengembangkan dan membangun PLT Thorium 500 MW tanpa APBN. Nantinya akan menjual listrik kepada PLN dengan kisaran harga yang kompetitif dengan batu bara.