Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Akan Lebih Cepat Terealisasi di Indonesia
March 15, 2021Rencana Pembangunan PLTN di Bangka Belitung, Konglomerat Inggris Nilai Thorcon Perusahaan yang Hebat
March 18, 2021DUNIAENERGI.COM – JAKARTA – Energi nuklir dinilai memiliki peran penting bagi masa depan karena mampu memberikan energi yang bersih. Chris Anderson, Konglomerat Media Inggris dan Pimpinan Platform TED, mengungkapkan keseriusannya menjadi investor utama Thorcon International Pte.Ltd., perusahaan pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Thorium (PLTT). Thorcon International akan berinvestasi senilai Rp17 triliun untuk mengembangkan PLTT di Indonesia.
“Skalabilitas perusahaan (Thorcon) dengan menggunakan galangan kapal untuk menanggulangi masalah merupakan suatu terobosan, cara yang brilian dan kunci untuk efektivitas biaya dan harga,” ungkap Chris, dalam acara gathering baru-baru ini.
Chris menambahkan, budaya teknis yang konservatif yang mengedepankan keselamatan tetapi tetap dapat memberikan ide yang brilian untuk menyelesaikan permasalahan perubahan iklim dengan biaya yang efisien, juga menjadi poin penting Thorcon. Selain itu, Chris juga melihat respon Indonesia yang positif dibandingkan negara-negara dunia lainnya. Meski masih bersikap hati-hati, tetapi Indonesia tetap bersedia maju dengan nuklir.
Basilio Dias Araujo, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, mengatakan program nuklir terasa lambat dalam tiga dekade terakhir. Namun saat ini, Indonesia sudah lebih melangkah maju terhadap pengembangan PLTN dengan mentransformasi ketentuan pilihan terakhir (last option) menjadi pilihan yang layak dipertimbangkan (viable option).
Kementerian ESDM juga telah membuat outline, beberapa arahan dan langkah nyata terkait PLTN dan menempatkan PLTN ke dalam draft Grand Strategy Energy untuk memprioritaskan penggunaan EBT dan energi alternatif yang bersih.
Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, dalam pernyataan tertulisnya mengatakan bahwa Indonesia memerlukan kapasitas tambahan untuk pembangkit EBT sekitar 38 GW di 2035. Penerapan transisi energi melalui pengembangan EBT dianggap bukan pekerjaan mudah. Namun, dengan komitmen dan konsistensi yang kuat, diyakini target dapat dicapai. Untuk itu, diperlukan program percepatan dan salah satu program yang sedang dipertimbangkan adalah pembangunan PLTN skala kecil di remote area.
Chris Anderson menambahkan, sejalan dengan kian terbukanya regulasi yang mengatur, investor lainnya akan berbondong-bondong ikut masuk dan membuat skala proyek ini semakin cepat untuk bisa direalisasikan. “Ini akan menjadi perjalanan yang luar biasa yang akan kami lakukan bersama,” kata Chris Anderson.(RA)